My Search Engine

Loading

Jumat, 22 Februari 2013

Makalah MSG



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Pada saat sekarang ini banyak makanan yang menggunakan monosodium glutamat.  Namun, pengetahuan masyarakat umum  tentang  monosodium glutamat itu sendiri masih sangat minim. Hal ini dapat di lihat dari cara penggunaan monosodium glutamat, masyarakat menggunakan monosodium glutamat dalam makanan tanpa menggunakan takaran.
Monosodium glutamat tidak hanya tersedia dalam bentuk kemasan tersendiri. Namun, juga tersedia dalam bentuk terlarut yang sudah dicampur ke dalam makanan, sehingga kita tidak mengetahui bahwa makanan tersebut mengandung monosodium glutamat. Oleh karena itu, penting diketahui penggunaan monosodium glutamat dalam mencegah berbagai penyakit dalam tubuh.
Pada dasarnya  monosodium glutamat adalah salah satu senyawa kimia yang pada konsentrasi tertentu tidak memiliki rasa, tetapi dapat memperkuat atau memodifikasi rasa makanan sahingga terasa lebih nikmat (Yuliarti, 2007:100). Monosodoum  glutamat memiliki dampak buruk bagi perkembangan otak apabila dikonsumsi dalam jumlah yang melampaui batas yang telah ditentukan. Oleh sebab itu, pengetahuan tentang makanan yang mengandung monosodium glutamat sangat diperlukan untuk menghindari terjadinya konsumsi yang berlebihan dan dampaknya dikemudian hari.
Dengan demikian, penting dipaparkan masalah tentang hubungan pengetahuan dan pengonsumsian makanan yang mengandung monosodium glutamat.

B.     Rumusan Masalah
           Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, dapat dirumuskan rumusan masalah dalam makalah ini sebagai berikut.
1.      Bagaimanakah hubungan pengetahuan tentang monosodium glutamat terhadap kesehatan?
2.      Bagaimanakah hubungan pengetahuan dan pengonsumsian makanan yang mengandung monosodium glutamat?

C.    Tujuan Penulisan
      Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penulisan dalam makalah ini adalah sebagai berikut.
1.        Menjelaskan hubungan pengetahuan tentang monosodium glutamat terhadap kesehatan.
2.        Menjelaskan hubungan pengetahuan dan pengonsumsian makanan yang mengandung monosodium glutamat.    

D.      Manfaat Penulisan
       Berdasarkan tujuan penulisan di atas, manfaat penulisan dalam makalah ini adalah sebagai berikut.

1.      Mengetahui pengertian monosodium glutamat.
2.      Mengetahui  pentingnya pengetahuan tentang monosodium glutamat.
3.      Mengetahui hubungan pengetahuan dan pengonsumsian makanan yang mengandung monosodium glutamat.




















BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN PEMBAHASAN

A.    Kajian Pustaka
1.      Pengertian Pengetahuan tentang Makanan
       Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan terjadi setelah orang melakukan penginderaan suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, meliputi penglihatan, pendengaran, penciuman, paraba, dan pengecap. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. (Notoatmodjo, 2003). Jadi, menurut Notoadmodjo pengetahuan adalah hasil pengamatan yang dilakukan oleh seseorang menggunakan alat inderanya.
       Wikipedia menyatakan bahwa makanan adalah bahan, biasanya berasal dari hewan atau tumbuhan, dimakan oleh makhluk hidup untuk memberikan tenaga dan nutrisi. Makanan yang dibutuhkan oleh manusia biasanya dibuat melalui bertani atau berkebun yang meliputi sumber hewan dan tumbuhan. Tanpa makanan, makhluk hidup akan sulit dalam mengerjakan aktivitas sehari-harinya. Makanan dapat membantu kita dalam mendapatkan energi, membantu pertumbuhan badan dan otak (2011).

2.      Monosodium Glutamat
a.       Pengertian Monosodium Glutamat
       Monosodium glutamat adalah zat penambah rasa pada makanan yang dibuat dari hasil fermentasi zat tepung dan tetes gula beet atau gula tebu. Monosodium glutamat merupakan garam natrium (sodium) dari asam amino non esensial glutamat. Bentuknya berupa kristal putih halus, tidak berbau, tidak beracun, dan tidak mengandung nilai gizi. Monosodium glutamat terdiri dari unsur air, sodium dan glutamat (Winarno, 2004:210).
       Selanjutnya Winarno (2004:210) menyatakan bahwa glutamat adalah asam amino yang secara alami terdapat pada semua makanan yang mengandung protein. Glutamat juga diproduksi oleh tubuh manusia dan sangat diperlukan untuk metabolisme tubuh dan fungsi otak. Setiap orang rata-rata membutuhkan kurang lebih 11 gram glutamat per hari yang didapat dari sumber protein alami. Ketika monosodium glutamat ditambahkan ke dalam makanan, maka akan memberikan fungsi yang sama seperti glutamat, yaitu memberikan rasa  sedap.
       Lutfi juga mengungkapkan bahwa monosodium glutamat atau MSG adalah salah satu bahan tambahan makanan yang digunakan untuk menghasilkan flafour atau cita rasa yang lebih enak dan lebih nyaman ke dalam masakan. Monosodium glutamat banyak menimbulkan kontroversi baik bagi para produsen maupun konsumen pangan karena beberapa bagian masyarakat percaya bahwa bila mengkonsumsi makanan yang mengandung monosodium gutamat, mereka sering menunjukkan gejala-gejala alergi (Lutfi:2009).
       Selain itu, Monosodium Glutamat (MSG) atau yang sering kita kenal dengan sebutan vetsin atau michin adalah berupa serbuk putih halus serupa atau sama dengan gula dan garam. Biasanya monosodium glutamat ini secara komersil dihasilkan oleh proses fermentasi. Monosodium glutamat merupakan campuran bahan pelezat makanan yang biasa digunakan dalam memasak makanan. (Lintas Berita :2011)
       Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa monosodium glutamat adalah asam amino yang digunakan sebagai zat tambahan makanan yang digunakan untuk  penambah rasa pada makanan sehingga menghasilkan cita rasa yang lebih enak pada makanan. Monosodium glutamat ini terbuat dari hasil fermentasi zat tepung dan tetes gula beet atau gua tebu. Monosodium glutamat sangat diperlukan untuk metabolisme tubuh dan fungsi otak.

b.      Kandungan Monosodium Glutamat
       Menurut Wikipedia (2011) monosodium glutamat terdiri dari 78% glutamat, 12% natrium dan 10% air. Glutamat adalah salah satu dari 20 asam amino pembentuk protein yang terdapat dalam makanan dan tubuh manusia. Demikian juga, natrium terdapat dalam makanan dan tubuh manusia. Jadi, kandungan monosodium glutamat itu terdiri atas 78% glutamat, 12% natrium dan 10% air.     

c.       Bahaya Monosodium Glutamat
       Anumius (2006) menyatakan bahwa asam glutamat dan gamma-asam aminobutrat mempengaruhi transmisi signal didalam otak. Asam glutamat meningkatkan transmisi signal dalam otak, sementara gamma-asam aminobutrat menurunkannya. Oleh karenanya, mengonsumsi monosodium glutamat berlebihan pada beberapa individu dapat merusak kesetimbangan antara peningkatan dan penurunan transmisi signal dalam otak.
       Wikipedia  juga mengungkapkan beberapa masalah kesehatan yang dikaitkan dengan monosodium glutamat adalah sebagai berikut :
1.      Sampai sekarang ada yang percaya monosodium glutamat menyebabkan syndrom restoran cina (Chinese Restaurant Syndrome) (antara lain rasa haus, pusing, tubuh kejang dan jantung berdebar-debar), pertama kali syndrom ini dicetuskan tidak didasarkan pada sebuah penelitian yang baik secara ilmiah. Syndrom restoran cina semula hanya sebuah tulisan mengenai pengalaman pribadi Dr. Kwok tentang syndrom yang dialaminya sehabis makan makanan cina dimana dia menduga penyebabnya mungkin karena kecap, angciu dan garam selain monosodium glutamat. Berbagai penelitian ilmiah dengan metode yang baik telah membuktikan tidak adanya kaitan antara monosodium glutamat dengan syndrom restoran cina.
2.      Monosodium glutamat dituduh sebagai penyebab makanan snack yang disukai anak-anak menjadi tidak menyehatkan. Tuduhan seperti ini menunjukkan rendahnya pengetahuan monosodium glutamat dan gizi. Bayi yang baru lahir justru sehat jika hanya mengonsumsi air susu ibu yang mengandung glutamat sangat tinggi, yaitu 50% lebih dari total protein. Kebanyakan snack adalah sumber karbohidrat sedangkan anak-anak sangat memerlukan kecukupan protein untuk menunjang pertumbuhan dan kesehatan tubuh mereka.
3.      Karena mengandung natrium, monosodium glutamat dituduh sebagai pencetus hipertensi. Dari rumus molekulnya maupun analisa laboratorium kita bisa mengetahui kadar natrium dalam monosodium glutamat, yaitu 12%. Sementara itu garam mengandung 40% natrium atau tiga kali lebih tinggi. Berdasarkan banyak uji rasa yang telah dibuktikan, kadar natrium dalam makanan bisa kita kurangi hingga 40% dengan menambahkan sedikit monosodium glutamat tanpa mengurangi rasa enak.
4.      Rasa enak yang ditimbulkan oleh monosodium glutamat dituduh sebagai penyebab penggunaan monosodium glutamat yang berlebihan. Sama seperti pemakaian garam, pemakaian monosodium glutamat memiliki dosis optimum yaitu 0.2-0.8% dari volume makanan. Penggunaan monosodium glutamat lebih tinggi dari dosis optimum ini justru dapat mengurangi rasa enak makanan (2011).
       Drh. Ery Lestari S (2007) menjelaskan bahwa efek bahaya dari penggunaan monosodium glutamat adalah sebagai berikut:                                                 
1. Chinese Restaurant Syndrome
       Tahun 1968 dr. Ho Man Kwok menemukan penyakit pada pasiennya yang gejalanya cukup unik. Leher dan dada panas, sesak napas, disertai pusing-pusing. Pasien itu mengalami kondisi ini sehabis menyantap masakan Cina di restoran. Masakan Cina memang dituding paling banyak menggunakan monosodium glutamat. Karena itulah gejala serupa yang dialami seseorang sehabis menyantap banyak MSG disebut Chinese Restaurant Syndrome.
       Bagaimana sampai monosodium glutamat  bisa menimbulkan gejala di atas, masih dugaan sampai saat ini. Tetapi diperkirakan penyebabnya adalah terjadinya defisiensi vitamin B6 karena pembentukan alanin dari glutamat mengalami hambatan ketika diserap. Konon menyantap 2–12 gram MSG sekali makan sudah bisa menimbulkan gejala ini. Akibatnya memang tidak fatal betul karena dalam 2 jam Cinese Restaurant Syndrome sudah hilang.
2. Kerusakan Sel Jaringan Otak
       Hasil penelitan Olney di St. Louis tahun 1969 ia mengadakan penelitian pada tikus putih muda. Tikus-tikus ini diberikan monosodium glutamat  sebanyak 0,5 – 4 mg per gram berat tubuhnya. Hasilnya tikus-tikus malang ini menderita kerusakan jaringan otak. Namun penelitian selanjutnya menunjukkan pemberian monosodium glutamat  yang dicampur dalam makanan tidak menunjukkan gejala kerusakan otak.
       Asam glutamat meningkatkan transmisi signal dalam otak, dimana gamma-asam aminobutrat menurunkannya. Oleh karenanya, mengkonsumsi mnonsodium glutamat  berlebihan pada beberapa individu dapat merusak kesetimbangan antara peningkatan dan penurunan transmisi signal dalam otak (Anonimous 2006).
3. Kanker
       Monosodium glutamat menimbulkan kanker dapat menyebabkan kanker kalau kita melihatnya dari sudut pandang berikut. Glutamat dapat membentuk pirolisis akibat pemanasan dengan suhu tinggi dan dalam waktu lama. Pirolisis ini sangat karsinogenik. Padahal masakan protein lain yang tidak ditambah monosodium glutamat pun, bisa juga membentuk senyawa karsinogenik bila dipanaskan dengan suhu tinggi dan dalam waktu yang lama. Karena asam amino penyusun protein, seperti triptopan, penilalanin, lisin, dan metionin juga dapat mengalami pirolisis. Dari penelitian tadi dijelaskan bahwa  cara memasak amat berpengaruh.
4. Alergi
       Monosodium glutamat tidak mempunyai potensi untuk mengancam kesehatan masyarakat umum, tetapi juga bahwa reaksi hypersensitif atau alergi akibat mengkonsumsi monosodium glutamat  memang dapat terjadi pada sebagian kecil sekali dari konsumen. Beberapa peneliti bahkan cenderung berpendapat glutamat bukan merupakan senyawa penyebab alkergi yang efektif, tetapi besar kemungkinannya gejala tersebut ditimbulkan oleh senyawa hasil metabolisme seperti GABA (Gama Amino Butyric Acid), serotinin atau bahkan oleh histamin (Winarno 2004).
       Jadi, bahaya penggunaan monosodium monosodium glutamat jika digunakan secara berlebihan atau lebih dari dua belas (12) gram monosodium glutamat per hari dapat menimbulkan gangguan lambung, gangguan tidur dan mual-mual. Bahkan beberapa orang ada yang mengalami reaksi alergi berupa gatal, mual dan panas. Tidak hanya itu saja, monosodium  glutamat  juga dapat memicu hipertensi, asma, kanker serta diabetes, kelumpuhan serta penurunan kecerdasan.

B. Pembahasan
1. Hubungan Pengetahuan tentang Monosodium Glutamat terhadap Kesehatan
       Pada saat sekarang, seiring dengan berkembangnya teknologi maka bertambah pula pengetahuan masyarakat tentang makanan. Pada saat ini, banyak  masyarakat yang telah mengenal bahan tambahan makanan, seperti  penambah cita rasa, pewarna makanan, pengawet makanan dan lain sebagainya. Akan tetapi penggunaan bahan tambahan makanan tersebut harus diiringi dengan pengetahuan tentang penggunanan bahan tambahan makanan tersebut. Di dalam jajanan anak-anak juga sudah banyak ditambahkan monosodium glutamat  untuk menambah cita rasa pada jajanan anak-anak tersebut.
       Pengetahuan tentang zat yang dikandung oleh suatu makanan sangat penting. Pada saat sekarang ini banyak makanan yang mengandung bahan tambahan makanan. Salah satu bahan tambahan makanan yang sering digunakan baik oleh ibu rumah tangga maupun digunakan dalam tambahan makanan pada jajanan adalah monosodium glutamat. Monosodium glutamat adalah asam amino yang digunakan sebagai zat tambahan makanan yang digunakan untuk  penambah rasa pada makanan sehingga menghasilkan cita rasa yang lebih enak pada makanan. Oleh sebab itu, pengetahuan tentang monosodium glutamat  sangat diperlukan untuk mengetahui bahaya dan dampak negatif yang dapat ditimbulkan oleh pengonsumsian monosodium glutamat yang berlebihan dan mengetahui pengaruhnya terhadap kesehatan.
       Kebanyakan masyarakat menggunakan monosodium glutamat sebagai bahan tambahan makanan tanpa memperhitungkan jumlah konsumsi monosodium glutamat yang diperbolehkan. Jumlah penggunaan monosodium glutamat diperbolehkan untuk setiap orang rata-rata  kurang lebih 11 gram glutamat per hari yang didapat dari sumber protein alami. Jika monosodium glutamat digunakan secara berlebihan atau lebih dari 12 gram MSG per hari dapat menimbulkan gangguan lambung, gangguan tidur dan mual-mual. Bahkan beberapa orang ada yang mengalami reaksi alergi berupa gatal, mual dan panas. Tidak hanya itu saja, monosodium glutamat juga dapat memicu hipertensi, asma, kanker serta diabetes, kelumpuhan serta penurunan kecerdasan.
       Gangguan-gangguan yang ditimbulkan akibat pengonsumsian monosodium glutamat tersebut disebabkan karena monosodium glutamat mengandung 78% glutamat, 12% natrium dan 10% air. Selain itu, penyakit yang dapat ditimbulkan akibat pengonsumsian monosodium glutamat berlebih yang lain adalah :
a.       Chinese Restaurant Syndrome
      Gejalanya adalah leher dan dada panas, sesak napas, disertai pusing-pusing.
b.      Kerusakan Sel Jaringan Otak
       Pengonsumsian monosodium glutamat yang  berlebihan pada beberapa individu dapat merusak kesetimbangan antara peningkatan dan penurunan transmisi signal dalam otak.
c.       Kanker
      Glutamat dapat membentuk pirolisis akibat pemanasan dengan suhu tinggi dan dalam waktu lama. Dan pirolisis ini sangat karsinogenik.
d.      Alergi
      Besar kemungkinannya gejala alergi tersebut ditimbulkan oleh senyawa hasil metabolisme seperti GABA (Gama Amino Butyric Acid), serotinin atau bahkan oleh histamin yang terkandung dalam monosodium glutamat tersebut.
       Dengan adanya pengetahuan tentang monosodium glutamat, masyarakat dapat memilih makanan yang aman untuk dikonsumsi dan dapat memilih makanan yang memiliki kandungan monosodium glutamat yang boleh dikonsumsi.

2. Hubungan Pengetahuan dan Pengonsumsian Makanan yang Mengandung    Monosodium Glutamat
       Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan konsumsi makanan-makanan yang mengandung monosodium glutamat. Hal ini disebabkan karena konsumsi makanan yang mengandung monosodium gltamat tidak hanya dipengaruhi oleh pengetahuan anak-anak saja, tetapi juga informasi yang didapatkan oleh anak dari media massa, seperti televisi. Selain itu, para orang tua juga harus membiasakan anaknya untuksarapan sebelum berangkat ke sekolah sehingga nutrisi anak tercukupi sampai waktu makan siang. Selain itu, ibu-ibu juga harus menyediakan makanan yang sehat untuk anak-anaknya, sehingga anaknya menjadi sehat dan terhindar dari dampak buruk yang dapat ditimbulkan oleh pengonsumsian monosodium glutamat tersebut.
       Kemajuan era globalisasi sangat berpengaruh terhadap perilaku manusia. Televisi adalah produk teknologi audiovisual yang sangat dekat dengan kehidupan masyarakat dewasa ini. Televisi hadir di tengah-tengah keluarga untuk memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap kebutuhan akan informasi hiburan dan pendidikan (Hermansyah, 2002). Disamping itu, faktor lainnya yang mempengaruhi pengetahuan tentang monosodium glutamat terhadap kesehatan adalah pantauan para otang tua dan guru-guru tentang makanan yang dibeli oleh anak-anak  di luar lingkungan rumah dan sekolah yang kandungan monosodium glutamatnya belum diketahui.      
       Jadi, pengetahuan sangat diperlukan untuk mengetahui makanan apa saja yang baik dikonsumsi dan dapat menyehatkan bagi tubuh. Selain itu, pengetahuan tentang monosodium glutamat juga sangat dibutuhkan untuk mengetahui makanan-makanan yang mengandung monosodium glutamat serta dampaknya terhadap kesehatan tubuh. Selain itu, makanan jajanan yang dijual dipasaran harus mencantumkan jumlah monosodium glutramat yang terkandung dalam makanan tersebut, sehingga masyarakat sebagai konsumen mengetahui jumlah monosodium glutamat yang terkandung dalam makanan.




BAB III
PENUTUP
A.    Simpulan
Pertama, dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa hubungan pengetahuan tentang monosodium glutamat terhadap kesehatan  sangat diperlukan. Pengetahuan tentang monosodium glutamat diperlukan untuk mengetahui makanan yang mengandung monosodium glutamat dan dampaknya terhadap kesehatan. Monosodium glutamat lebih banyak memiliki dampak negatif, sehingga kita memerlukan pengetahuan tentang monosodium glutamat agar keluarga dan lingkungan kita bisa terhindar dari bahaya pengonsumsian monosodium glutamat yang berlebihan.
       Kedua, hubungan pengetahuan dan pengonsumsian makanan yang mengandung monosodium glutamat sangat diperlukan. Dengan pengetahuan tentang monosodium glutamat tersebut kita bisa mengetahui berapa jumlah kandungan monosodium glutamat yang terkandung dalam makanan yang boleh dikonsumsi dalam sehari. Jumlah penggunaan monosodium glutamat diperbolehkan untuk setiap orang rata-rata  kurang lebih 11 gram glutamat per hari yang didapat dari sumber protein alami. Apabila penggunaan monosodium glutamat melebihi batas yang telah ditentukan, maka dapat menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan.





B.     Saran
       Hasil pembahasan di atas dapat memberikan saran kepada berbagai pihak, yaitu sebagai berikut.
1.      Dalam pengonsumsian makanan harus diperhatikan jumlah monosodium glutamat yang terkandung dalam makanan tersebut.
2.      Apabila mengonsumsi makanan yang mengandung monosodium glutamat harus diperhatikan berapa jumlah monosodium glutamat yang terkandung dalam makanan tersebut.
3.      Jumlah kandungan monosodium glutamat yang dikonsumsi tidak boleh melebihi 11 gram per hari.
4.      Sebaiknya jangan mengonsumsi makanan yang mengandung monosodium glutamat melebihi batas yang diperbolehkan, karena dapat menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan.












DAFTAR PUSTAKA
Anumius.2006

Budiarso,Iwan T. Monosodium Glutamat dan Pemakaiannya     di  masyarakat. http://www.medikaholistik.com. Diakses 1 januari 2012

Cahyadi,Wisnu. 2006. Bahan Tambahan Makanan. Jakarta: Bumi Aksara
Lestari,Ery. 2007. Mengenal Bahaya MSG (Monosodium Glutamat) Terhadap Kesehatan Masyarakat. ( http://duniaveteriner.com/2009/12/mengenal-bahaya-msg-monosodium-glutamat-terhadap-kesehatan-masyarakat , diakses 1 januari 2012)
Lutfi,achmad. 2009. Monosodium Glutamat. ( http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-lingkungan/zat-aditif/monosodium-glutamat/, diakses 23 desember 2011)
Notoadmodjo, Sukidjo. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta
Syukri,S. 1999. Kimia Dasar. Jakarta: Erlangga
Winarno. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pusataka Utama
http://id.wikipedia.org/wiki/Makanan, diakses 23 desember 2011