BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada
saat sekarang ini banyak makanan yang menggunakan monosodium glutamat. Namun,
pengetahuan masyarakat umum tentang monosodium
glutamat itu sendiri masih sangat minim. Hal ini dapat di lihat dari cara
penggunaan monosodium glutamat,
masyarakat menggunakan monosodium
glutamat dalam makanan tanpa menggunakan takaran.
Monosodium glutamat
tidak hanya tersedia dalam bentuk kemasan tersendiri. Namun, juga tersedia
dalam bentuk terlarut yang sudah dicampur ke dalam makanan, sehingga kita tidak
mengetahui bahwa makanan tersebut mengandung monosodium glutamat. Oleh karena itu, penting diketahui penggunaan monosodium glutamat dalam mencegah
berbagai penyakit dalam tubuh.
Pada
dasarnya monosodium glutamat adalah salah satu senyawa kimia yang pada
konsentrasi tertentu tidak memiliki rasa, tetapi dapat memperkuat atau
memodifikasi rasa makanan sahingga terasa lebih nikmat (Yuliarti, 2007:100). Monosodoum
glutamat memiliki dampak buruk bagi perkembangan otak apabila
dikonsumsi dalam jumlah yang melampaui batas yang telah ditentukan. Oleh sebab
itu, pengetahuan tentang makanan yang mengandung monosodium glutamat sangat diperlukan untuk menghindari terjadinya
konsumsi yang berlebihan dan dampaknya dikemudian hari.
Dengan
demikian, penting dipaparkan masalah tentang hubungan pengetahuan dan
pengonsumsian makanan yang mengandung monosodium glutamat.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah
tersebut, dapat dirumuskan rumusan masalah dalam makalah ini sebagai berikut.
1.
Bagaimanakah hubungan pengetahuan tentang
monosodium glutamat terhadap
kesehatan?
2.
Bagaimanakah hubungan pengetahuan dan
pengonsumsian makanan yang mengandung monosodium
glutamat?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas,
tujuan penulisan dalam makalah ini adalah sebagai berikut.
1.
Menjelaskan hubungan pengetahuan tentang
monosodium glutamat terhadap
kesehatan.
2.
Menjelaskan hubungan pengetahuan dan
pengonsumsian makanan yang mengandung monosodium
glutamat.
D. Manfaat Penulisan
Berdasarkan tujuan penulisan di atas,
manfaat penulisan dalam makalah ini adalah sebagai berikut.
1.
Mengetahui pengertian monosodium glutamat.
2.
Mengetahui pentingnya pengetahuan tentang monosodium glutamat.
3.
Mengetahui hubungan pengetahuan dan
pengonsumsian makanan yang mengandung monosodium
glutamat.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN PEMBAHASAN
A. Kajian Pustaka
1. Pengertian Pengetahuan tentang
Makanan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan terjadi setelah orang
melakukan penginderaan suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca
indera manusia, meliputi penglihatan, pendengaran, penciuman, paraba, dan
pengecap. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan
telinga. (Notoatmodjo, 2003). Jadi, menurut Notoadmodjo pengetahuan adalah
hasil pengamatan yang dilakukan oleh seseorang menggunakan alat inderanya.
Wikipedia menyatakan bahwa makanan adalah bahan, biasanya berasal dari
hewan atau tumbuhan, dimakan oleh makhluk hidup untuk memberikan tenaga dan
nutrisi. Makanan yang dibutuhkan oleh manusia biasanya dibuat melalui bertani
atau berkebun yang meliputi sumber hewan dan tumbuhan. Tanpa makanan, makhluk
hidup akan sulit dalam mengerjakan aktivitas sehari-harinya. Makanan dapat
membantu kita dalam mendapatkan energi, membantu pertumbuhan badan dan otak (2011).
2. Monosodium
Glutamat
a.
Pengertian Monosodium Glutamat
Monosodium
glutamat adalah zat penambah rasa pada makanan yang dibuat dari hasil
fermentasi zat tepung dan tetes gula beet atau gula tebu. Monosodium glutamat merupakan garam natrium (sodium) dari asam amino non esensial glutamat. Bentuknya berupa
kristal putih halus, tidak berbau, tidak beracun, dan tidak mengandung nilai
gizi. Monosodium glutamat terdiri
dari unsur air, sodium dan glutamat (Winarno, 2004:210).
Selanjutnya Winarno (2004:210)
menyatakan bahwa glutamat adalah asam
amino yang secara alami terdapat pada semua makanan yang mengandung protein. Glutamat juga diproduksi oleh tubuh
manusia dan sangat diperlukan untuk metabolisme tubuh dan fungsi otak. Setiap
orang rata-rata membutuhkan kurang lebih 11 gram glutamat per hari yang didapat dari sumber protein alami. Ketika monosodium glutamat ditambahkan ke dalam
makanan, maka akan memberikan fungsi yang sama seperti glutamat, yaitu memberikan rasa
sedap.
Lutfi juga
mengungkapkan bahwa monosodium glutamat
atau MSG adalah salah satu bahan tambahan makanan yang digunakan untuk
menghasilkan flafour atau cita rasa
yang lebih enak dan lebih nyaman ke dalam masakan. Monosodium glutamat banyak menimbulkan kontroversi baik bagi para
produsen maupun konsumen pangan karena beberapa bagian masyarakat percaya bahwa
bila mengkonsumsi makanan yang mengandung monosodium
gutamat, mereka sering menunjukkan gejala-gejala alergi (Lutfi:2009).
Selain itu, Monosodium Glutamat
(MSG) atau yang sering kita kenal dengan sebutan vetsin atau michin adalah
berupa serbuk putih halus serupa atau sama dengan gula dan garam. Biasanya monosodium glutamat ini secara komersil
dihasilkan oleh proses fermentasi. Monosodium
glutamat merupakan campuran bahan pelezat makanan yang biasa digunakan
dalam memasak makanan. (Lintas Berita :2011)
Berdasarkan pendapat para ahli di atas
dapat disimpulkan bahwa monosodium
glutamat adalah asam amino yang digunakan sebagai zat tambahan makanan yang
digunakan untuk penambah rasa pada
makanan sehingga menghasilkan cita rasa yang lebih enak pada makanan. Monosodium glutamat ini terbuat dari
hasil fermentasi zat tepung dan tetes gula beet atau gua tebu. Monosodium glutamat sangat diperlukan
untuk metabolisme tubuh dan fungsi otak.
b.
Kandungan Monosodium Glutamat
Menurut Wikipedia (2011) monosodium
glutamat terdiri dari 78% glutamat,
12% natrium dan 10% air. Glutamat
adalah salah satu dari 20 asam amino pembentuk protein yang terdapat dalam
makanan dan tubuh manusia. Demikian juga, natrium terdapat dalam makanan dan
tubuh manusia. Jadi, kandungan monosodium
glutamat itu terdiri atas 78% glutamat,
12% natrium dan 10% air.
c.
Bahaya Monosodium Glutamat
Anumius (2006) menyatakan bahwa asam
glutamat dan gamma-asam aminobutrat mempengaruhi transmisi signal didalam
otak. Asam glutamat meningkatkan transmisi signal dalam otak, sementara
gamma-asam aminobutrat menurunkannya. Oleh karenanya, mengonsumsi monosodium glutamat berlebihan pada
beberapa individu dapat merusak kesetimbangan antara peningkatan dan penurunan
transmisi signal dalam otak.
Wikipedia juga mengungkapkan
beberapa masalah kesehatan yang dikaitkan dengan monosodium glutamat adalah sebagai berikut :
1. Sampai sekarang ada yang percaya monosodium glutamat menyebabkan syndrom
restoran cina (Chinese Restaurant Syndrome) (antara lain rasa haus,
pusing, tubuh kejang dan jantung berdebar-debar), pertama kali syndrom ini
dicetuskan tidak didasarkan pada sebuah penelitian yang baik secara ilmiah. Syndrom restoran cina semula hanya
sebuah tulisan mengenai pengalaman pribadi Dr. Kwok tentang syndrom yang dialaminya sehabis makan
makanan cina dimana dia menduga penyebabnya mungkin karena kecap, angciu dan
garam selain monosodium glutamat.
Berbagai penelitian ilmiah dengan metode yang baik telah membuktikan tidak
adanya kaitan antara monosodium glutamat
dengan syndrom restoran cina.
2. Monosodium
glutamat dituduh sebagai penyebab
makanan snack yang disukai anak-anak menjadi tidak menyehatkan. Tuduhan seperti
ini menunjukkan rendahnya pengetahuan monosodium
glutamat dan gizi. Bayi yang baru lahir justru sehat jika hanya mengonsumsi
air susu ibu yang mengandung glutamat sangat
tinggi, yaitu 50% lebih dari total protein. Kebanyakan snack adalah sumber
karbohidrat sedangkan anak-anak sangat memerlukan kecukupan protein untuk
menunjang pertumbuhan dan kesehatan tubuh mereka.
3. Karena mengandung natrium, monosodium glutamat dituduh sebagai pencetus hipertensi. Dari rumus
molekulnya maupun analisa laboratorium kita bisa mengetahui kadar natrium dalam
monosodium glutamat, yaitu 12%.
Sementara itu garam mengandung 40% natrium atau tiga kali lebih tinggi.
Berdasarkan banyak uji rasa yang telah dibuktikan, kadar natrium dalam makanan
bisa kita kurangi hingga 40% dengan menambahkan sedikit monosodium glutamat tanpa mengurangi rasa enak.
4. Rasa enak yang ditimbulkan oleh monosodium glutamat dituduh sebagai penyebab penggunaan monosodium glutamat yang berlebihan.
Sama seperti pemakaian garam, pemakaian monosodium
glutamat memiliki dosis optimum yaitu 0.2-0.8% dari volume makanan.
Penggunaan monosodium glutamat lebih
tinggi dari dosis optimum ini justru dapat mengurangi rasa enak makanan (2011).
Drh. Ery Lestari S (2007)
menjelaskan bahwa efek bahaya dari penggunaan monosodium glutamat adalah sebagai berikut:
1. Chinese
Restaurant Syndrome
Tahun 1968 dr. Ho Man Kwok menemukan
penyakit pada pasiennya yang gejalanya cukup unik. Leher dan dada panas, sesak
napas, disertai pusing-pusing. Pasien itu mengalami kondisi ini sehabis menyantap
masakan Cina di restoran. Masakan Cina memang dituding paling banyak
menggunakan monosodium glutamat.
Karena itulah gejala serupa yang dialami seseorang sehabis menyantap banyak MSG
disebut Chinese Restaurant Syndrome.
Bagaimana sampai monosodium glutamat bisa
menimbulkan gejala di atas, masih dugaan sampai saat ini. Tetapi diperkirakan
penyebabnya adalah terjadinya defisiensi
vitamin B6 karena pembentukan alanin dari glutamat mengalami hambatan ketika
diserap. Konon menyantap 2–12 gram MSG sekali makan sudah bisa menimbulkan
gejala ini. Akibatnya memang tidak fatal betul karena dalam 2 jam Cinese Restaurant Syndrome sudah
hilang.
2. Kerusakan Sel Jaringan Otak
Hasil penelitan Olney di St. Louis tahun
1969 ia mengadakan penelitian pada tikus putih muda. Tikus-tikus ini diberikan monosodium glutamat sebanyak 0,5 – 4 mg per gram berat tubuhnya.
Hasilnya tikus-tikus malang ini menderita kerusakan jaringan otak. Namun
penelitian selanjutnya menunjukkan pemberian monosodium glutamat yang
dicampur dalam makanan tidak menunjukkan gejala kerusakan otak.
Asam glutamat meningkatkan transmisi signal dalam otak, dimana gamma-asam aminobutrat menurunkannya. Oleh
karenanya, mengkonsumsi mnonsodium
glutamat berlebihan pada beberapa
individu dapat merusak kesetimbangan antara peningkatan dan penurunan transmisi
signal dalam otak (Anonimous 2006).
3. Kanker
Monosodium glutamat menimbulkan kanker dapat menyebabkan kanker
kalau kita melihatnya dari sudut pandang berikut. Glutamat dapat membentuk pirolisis
akibat pemanasan dengan suhu tinggi dan dalam waktu lama. Pirolisis ini sangat karsinogenik. Padahal masakan protein lain
yang tidak ditambah monosodium glutamat
pun, bisa juga membentuk senyawa karsinogenik bila dipanaskan dengan suhu
tinggi dan dalam waktu yang lama. Karena asam amino penyusun protein, seperti triptopan, penilalanin, lisin, dan metionin juga dapat mengalami pirolisis. Dari penelitian tadi
dijelaskan bahwa cara memasak amat
berpengaruh.
4. Alergi
Monosodium glutamat tidak mempunyai potensi untuk mengancam
kesehatan masyarakat umum, tetapi juga bahwa reaksi hypersensitif atau alergi akibat mengkonsumsi monosodium glutamat memang
dapat terjadi pada sebagian kecil sekali dari konsumen. Beberapa peneliti
bahkan cenderung berpendapat glutamat
bukan merupakan senyawa penyebab alkergi yang efektif, tetapi besar
kemungkinannya gejala tersebut ditimbulkan oleh senyawa hasil metabolisme
seperti GABA (Gama Amino Butyric Acid),
serotinin atau bahkan oleh histamin (Winarno 2004).
Jadi, bahaya penggunaan monosodium monosodium glutamat jika
digunakan secara berlebihan atau lebih dari dua belas (12) gram monosodium glutamat per hari dapat
menimbulkan gangguan lambung, gangguan tidur dan mual-mual. Bahkan beberapa
orang ada yang mengalami reaksi alergi berupa gatal, mual dan panas. Tidak
hanya itu saja, monosodium glutamat juga dapat memicu hipertensi, asma, kanker
serta diabetes, kelumpuhan serta penurunan kecerdasan.
B. Pembahasan
1. Hubungan
Pengetahuan tentang Monosodium Glutamat terhadap
Kesehatan
Pada saat sekarang, seiring dengan
berkembangnya teknologi maka bertambah pula pengetahuan masyarakat tentang
makanan. Pada saat ini, banyak
masyarakat yang telah mengenal bahan tambahan makanan, seperti penambah cita rasa, pewarna makanan, pengawet
makanan dan lain sebagainya. Akan tetapi penggunaan bahan tambahan makanan
tersebut harus diiringi dengan pengetahuan tentang penggunanan bahan tambahan
makanan tersebut. Di dalam jajanan anak-anak juga sudah banyak ditambahkan monosodium glutamat untuk menambah cita rasa pada jajanan anak-anak
tersebut.
Pengetahuan tentang zat yang dikandung
oleh suatu makanan sangat penting. Pada saat sekarang ini banyak makanan yang
mengandung bahan tambahan makanan. Salah satu bahan tambahan makanan yang
sering digunakan baik oleh ibu rumah tangga maupun digunakan dalam tambahan
makanan pada jajanan adalah monosodium
glutamat. Monosodium glutamat adalah
asam
amino yang digunakan sebagai zat tambahan makanan yang digunakan untuk penambah rasa pada makanan sehingga
menghasilkan cita rasa yang lebih enak pada makanan. Oleh sebab itu, pengetahuan tentang monosodium glutamat sangat diperlukan untuk mengetahui bahaya
dan dampak negatif yang dapat ditimbulkan oleh pengonsumsian monosodium glutamat yang berlebihan dan
mengetahui pengaruhnya terhadap kesehatan.
Kebanyakan masyarakat menggunakan monosodium glutamat sebagai bahan
tambahan makanan tanpa memperhitungkan jumlah konsumsi monosodium glutamat yang diperbolehkan. Jumlah
penggunaan monosodium glutamat diperbolehkan
untuk setiap orang rata-rata kurang
lebih 11 gram glutamat per hari yang
didapat dari sumber protein alami. Jika
monosodium glutamat digunakan secara
berlebihan atau lebih dari 12 gram MSG per hari dapat menimbulkan gangguan
lambung, gangguan tidur dan mual-mual. Bahkan beberapa orang ada yang mengalami
reaksi alergi berupa gatal, mual dan panas. Tidak hanya itu saja, monosodium glutamat juga dapat memicu
hipertensi, asma, kanker serta diabetes, kelumpuhan serta penurunan kecerdasan.
Gangguan-gangguan yang ditimbulkan akibat pengonsumsian monosodium glutamat tersebut disebabkan
karena monosodium glutamat mengandung
78% glutamat, 12% natrium dan 10% air. Selain itu, penyakit yang dapat ditimbulkan
akibat pengonsumsian monosodium glutamat berlebih
yang lain adalah :
a.
Chinese Restaurant Syndrome
Gejalanya adalah leher dan dada panas,
sesak napas, disertai pusing-pusing.
b.
Kerusakan Sel
Jaringan Otak
Pengonsumsian monosodium glutamat yang
berlebihan pada beberapa individu dapat merusak kesetimbangan antara
peningkatan dan penurunan transmisi signal dalam otak.
c.
Kanker
Glutamat
dapat membentuk pirolisis akibat
pemanasan dengan suhu tinggi dan dalam waktu lama. Dan pirolisis ini sangat karsinogenik.
d.
Alergi
Besar kemungkinannya gejala alergi tersebut ditimbulkan oleh senyawa
hasil metabolisme seperti GABA (Gama
Amino Butyric Acid), serotinin
atau bahkan oleh histamin yang
terkandung dalam monosodium glutamat tersebut.
Dengan adanya pengetahuan tentang monosodium glutamat, masyarakat dapat
memilih makanan yang aman untuk dikonsumsi dan dapat memilih makanan yang
memiliki kandungan monosodium glutamat
yang boleh dikonsumsi.
2.
Hubungan Pengetahuan dan Pengonsumsian Makanan yang Mengandung Monosodium
Glutamat
Tidak terdapat hubungan
yang signifikan antara pengetahuan dengan konsumsi makanan-makanan yang
mengandung monosodium glutamat. Hal
ini disebabkan karena konsumsi makanan yang mengandung monosodium gltamat tidak hanya dipengaruhi oleh pengetahuan
anak-anak saja, tetapi juga informasi yang didapatkan oleh anak dari media
massa, seperti televisi. Selain itu, para orang tua juga harus membiasakan
anaknya untuksarapan sebelum berangkat ke sekolah sehingga nutrisi anak
tercukupi sampai waktu makan siang. Selain itu, ibu-ibu juga harus menyediakan
makanan yang sehat untuk anak-anaknya, sehingga anaknya menjadi sehat dan
terhindar dari dampak buruk yang dapat ditimbulkan oleh pengonsumsian monosodium glutamat tersebut.
Kemajuan era globalisasi sangat
berpengaruh terhadap perilaku manusia. Televisi adalah produk teknologi
audiovisual yang sangat dekat dengan kehidupan masyarakat dewasa ini. Televisi
hadir di tengah-tengah keluarga untuk memberikan kontribusi yang sangat besar
terhadap kebutuhan akan informasi hiburan dan pendidikan (Hermansyah, 2002).
Disamping itu, faktor lainnya yang mempengaruhi pengetahuan tentang monosodium glutamat terhadap kesehatan
adalah pantauan para otang tua dan guru-guru tentang makanan yang dibeli oleh
anak-anak di luar lingkungan rumah dan
sekolah yang kandungan monosodium
glutamatnya belum diketahui.
Jadi, pengetahuan sangat diperlukan
untuk mengetahui makanan apa saja yang baik dikonsumsi dan dapat menyehatkan
bagi tubuh. Selain itu, pengetahuan tentang monosodium
glutamat juga sangat dibutuhkan untuk mengetahui makanan-makanan yang
mengandung monosodium glutamat serta
dampaknya terhadap kesehatan tubuh. Selain itu, makanan jajanan yang dijual
dipasaran harus mencantumkan jumlah monosodium
glutramat yang terkandung dalam makanan tersebut, sehingga masyarakat
sebagai konsumen mengetahui jumlah monosodium
glutamat yang terkandung dalam makanan.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Pertama,
dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa hubungan pengetahuan tentang monosodium glutamat terhadap kesehatan sangat diperlukan. Pengetahuan tentang monosodium glutamat diperlukan untuk
mengetahui makanan yang mengandung monosodium
glutamat dan dampaknya terhadap kesehatan. Monosodium glutamat lebih banyak memiliki dampak negatif, sehingga
kita memerlukan pengetahuan tentang monosodium
glutamat agar keluarga dan lingkungan kita bisa terhindar dari bahaya
pengonsumsian monosodium glutamat yang
berlebihan.
Kedua, hubungan pengetahuan dan
pengonsumsian makanan yang mengandung monosodium
glutamat sangat diperlukan. Dengan pengetahuan tentang monosodium glutamat tersebut kita bisa mengetahui berapa jumlah
kandungan monosodium glutamat yang
terkandung dalam makanan yang boleh dikonsumsi dalam sehari. Jumlah penggunaan monosodium glutamat diperbolehkan untuk
setiap orang rata-rata kurang lebih 11
gram glutamat per hari yang didapat
dari sumber protein alami. Apabila penggunaan monosodium glutamat melebihi batas yang telah ditentukan, maka
dapat menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan.
B. Saran
Hasil pembahasan di atas dapat memberikan saran kepada berbagai pihak,
yaitu sebagai berikut.
1.
Dalam pengonsumsian makanan harus
diperhatikan jumlah monosodium glutamat yang
terkandung dalam makanan tersebut.
2.
Apabila mengonsumsi makanan yang mengandung
monosodium glutamat harus
diperhatikan berapa jumlah monosodium
glutamat yang terkandung dalam makanan tersebut.
3.
Jumlah kandungan monosodium glutamat yang dikonsumsi tidak boleh melebihi 11 gram
per hari.
4.
Sebaiknya jangan mengonsumsi makanan
yang mengandung monosodium glutamat
melebihi batas yang diperbolehkan, karena dapat menimbulkan dampak negatif
terhadap kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Anumius.2006
Budiarso,Iwan T. Monosodium
Glutamat dan Pemakaiannya di
masyarakat. http://www.medikaholistik.com. Diakses 1 januari 2012
Cahyadi,Wisnu. 2006. Bahan Tambahan Makanan. Jakarta: Bumi
Aksara
Notoadmodjo, Sukidjo. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta
Syukri,S. 1999. Kimia Dasar. Jakarta: Erlangga
Winarno. 2004. Kimia
Pangan dan Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pusataka Utama