My Search Engine

Loading

Senin, 10 Juni 2013



OSMOSIS
Osmosis adalah perpindahan air melalui membran permeabel selektif dari bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat. Membran semipermeabel harus dapat ditembus oleh pelarut, tapi tidak oleh zat terlarut, yang mengakibatkan gradien tekanan sepanjang membran. Osmosis merupakan suatu fenomena alami, tapi dapat dihambat secara buatan dengan meningkatkan tekanan pada bagian dengan konsentrasi pekat menjadi melebihi bagian dengan konsentrasi yang lebih encer. Gaya per unit luas yang dibutuhkan untuk mencegah mengalirnya pelarut melalui membran permeabel selektif dan masuk ke larutan dengan konsentrasi yang lebih pekat sebanding dengan tekanan turgor. Tekanan osmotik merupakan sifat koligatif, yang berarti bahwa sifat ini bergantung pada konsentrasi zat terlarut, dan bukan pada sifat zat terlarut itu sendiri.
Osmosis adalah kasus khusus dari transpor pasif, dimana molekul air berdifusi melewati membran yang bersifat selektif permeabel. Dalam sistem osmosis, dikenal larutan hipertonik (larutan yang mempunyai konsentrasi terlarut tinggi), larutan hipotonik (larutan dengan konsentrasi terlarut rendah), dan larutan isotonik (dua larutan yang mempunyai konsentrasi terlarut sama). Jika terdapat dua larutan yang tidak sama konsentrasinya, maka molekul air melewati membran sampai kedua larutan seimbang.
Dalam proses osmosis, pada larutan hipertonik, sebagian besar molekul air terikat (tertarik) ke molekul gula (terlarut), sehingga hanya sedikit molekul air yang bebas dan bisa melewati membran. Sedangkan pada larutan hipotonik, memiliki lebih banyak molekul air yang bebas (tidak terikat oleh molekul terlarut), sehingga lebih banyak molekul air yang melewati membran. Oleh sebab itu, dalam osmosis aliran netto molekul air adalah dari larutan hipotonik ke hipertonik.
Osmosis adalah suatu topik yang penting dalam biologi karena fenomena ini dapat menjelaskan mengapa air dapat ditransportasikan ke dalam dan ke luar sel.









                Diagram yg menggambarkan peristiwa osmosis :

               

                Contoh peristiwa osmosis :
1.       Pada sel darah




2.       Pada sel tumbuhan



Effect of drinking soda sweetened with aspartame or high-fructose corn syrup on food intake and body weight.

Penulis 
Monell Chemical Senses Center, Philadelphia 19104.

Abstrak 
Untuk menguji apakah bantuan pemanis buatan dalam pengendalian jangka panjang asupan makanan dan berat badan, kami memberikan hidup bebas, subjek dengan berat badan normal 1.150 g soda dimaniskan dengan aspartam (APM) atau sirup jagung tinggi fruktosa (HFCS) per hari. Sehubungan dengan adanya soda, minum soda APM-manis selama 3 minggu akan signifikan mengurangi asupan kalori kedua perempuan (n = 9) dan laki-laki (n = 21) dan berat badan menurun laki-laki tapi tidak perempuan. Namun, minum soda HFCS-manis selama 3 minggu signifikan dapat meningkatkan asupan kalori dan berat badan kedua jenis kelamin. Menelan jenis soda yang tidak jelas dapat  mengurangi asupan gula dari diet tanpa mempengaruhi asupan nutrisi lainnya. Minum berbagai macam soda APM-manis, berbeda dengan minum soda HFCS-manis, dapat mengurangi asupan gula dan Malthus Mei memfasilitasi kontrol asupan kalori dan berat badan.

(Diterjemahkan oleh Irnal Marninda

(n-3) Fatty Acid Content of Red Blood Cells Does Not Predict Risk of Future Cardiovascular Events following an Acute Coronary Syndrome

PenulisDepartemen Kedokteran, dan 4Division Kardiologi, Stavanger University Hospital, 4068 Stavanger, Norwegia, 5Institute Kedokteran, Universitas Bergen, 5020 Bergen, Norwegia, 6Sigma Layanan statistik, KY16 ODH Balmullo, Skotlandia, Inggris, 7Sanford dan Penelitian / University of South Dakota dan Sanford School of Medicine, University of South Dakota, Sioux Falls, SD 57069

AbstrakSebuah Mengurangi risiko penyakit arteri koroner fatal ini-telah dikaitkan dengan asupan tinggi (n-3) asam lemak (FA) dan hidup efek kardioprotektif oleh penggabungan mereka ke dalam sel miokard sudah-sudah disarankan. Berdasarkan pengamatan tesis, indeks omega-3 (asam eicosapentaenoic + docosahexaenoic acid dalam membran sel RBC dinyatakan sebagai persen dari total FA) telah-telah disarankan sebagai penanda risiko baru untuk kematian jantung. Dalam studi ini, tujuan kami adalah untuk evaluasi indeks omega-3 sebagai penanda risiko rawat inap setelah prognostik dengan sindrom koroner akut (ACS). Omega-3 indeks Diukur saat masuk pada 460 pasien dengan ACS seperti yang didefinisikan oleh Troponin-T (TnT) ≥ 0,02 mg / L. Selama 2-y tindak lanjut, infark miokard berulang (MI) (didefinisikan sebagai TnT> 0,05 mg / L dengan presentasi MI khas) dan jantung dan semua penyebab kematian-Apakah terdaftar. Analisis regresi Cox digunakan berkaitan dengan risiko kejadian baru ke kuartil indeks omega-3 pada inklusi. Setelah penyesuaian untuk usia, jenis kelamin, penyakit jantung sebelumnya, hipertensi, diabetes, merokok, high-sensitivity C-reactive protein, peptida natriuretik otak, kreatinin, kolesterol total, HDL-kolesterol, triasilgliserol, homosistein, BMI, dan obat-obatan, tidak ada penurunan yang signifikan dalam risiko kematian semua penyebab, kematian jantung, MI atau dengan nilai-nilai Peningkatan indeks. Kesimpulannya, kita tidak bisa mengkonfirmasi indeks omega-3 sebagai penanda risiko prognostik yang berguna Menyusul ACS.

(Diterjemahkan oleh Irnal Marninda) 

Low Dose Daily Iron Supplementation Improves Iron Status and Appetite but Not Anemia, whereas Quarterly Anthelminthic Treatment Improves Growth, Appetite and Anemia in Zanzibari Preschool Children

Penulis 
Divisi Ilmu Gizi, Universitas Cornell, Ithaca, NY; UNICEF, Zanzibar, Tanzania; Penyakit Menular Pencegahan dan Pengendalian, Organisasi Kesehatan Dunia, Jenewa, Swiss; Departemen Kesehatan Internasional, School of Hygiene dan Kesehatan Masyarakat, The Johns Hopkins University, Baltimore, MD; Laboratorium Kesehatan Masyarakat Ivo de Carneri, Wawi, Chake Chake, Pulau Pemba, Zanzibar, Tanzania, dan Ivo de Carneri Foundation, Milan, Italia

Abstrak 
Kekurangan zat besi dan infeksi cacing dua keadaan umum anak-anak di negara berkembang. Konsekuensi dari infeksi cacing pada anak-anak tidak baik dijelaskan, dan efektivitas suplementasi besi dosis rendah tidak baik didokumentasikan dalam pengaturan endemis malaria. A 12-mo acak, plasebo terkontrol, percobaan double-blind dari 10 mg zat besi setiap hari dan / atau mebendazole (500 mg) setiap 3 mo yang dilakukan dalam sampel berbasis masyarakat dari 459 Zanzibari anak usia 6-71 mo dengan hemoglobin> 70 g / L pada awal. Sidang ini dirancang untuk menguji efek pengobatan pada pertumbuhan, nafsu makan dan anemia dalam dua Subkelompok usia. Besi Tentang tidak mempengaruhi keterlambatan pertumbuhan, konsentrasi hemoglobin atau anemia ringan atau sedang (hemoglobin <110 g / L atau <90 g / L, masing-masing), tujuan besi yang Disempurnakan feritin serum dan eritrosit protoporfirin. Mebendazole signifikan mengurangi membuang-buang malnutrisi. Tujuan hanya pada anak-anak <30 mo tua. The rasio odds yang disesuaikan (AORs) untuk mebendazole dalam kelompok usia ini dimana 0,38 (95% CI: 0,16, 0,90) untuk berat badan-untuk-height kurang dari -1 Z-score dan 0,29 (0,09, 0,91) untuk lingkar lengan kecil. Pada anak-anak <24 bulan tua, mebendazole aussi Mengurangi anemia sedang (AOR:. 0,41, 0,18, 0,94) Kedua besi dan mebendazole Peningkatan nafsu makan anak-anak, Menurut laporan ibu. Dalam studi ini, efek besi pada anemia terbatas, Kemungkinan dibatasi oleh infeksi, peradangan dan kekurangan mungkin nutrisi lainnya. Pengobatan mebendazole Disebabkan penurunan tak terduga dan signifikan dalam membuang kekurangan gizi dan anemia pada anak yang sangat muda dengan infeksi ringan. Kami berhipotesis Itu infeksi cacing insiden Mei merangsang respon imun inflamasi pada anak-anak, dengan efek merusak pada metabolisme protein dan eritropoiesis.

(Diterjemahkan oleh Irnal Marninda

A Mixed Fruit and Vegetable Concentrate Increases Plasma Antioxidant Vitamins and Folate and Lowers Plasma Homocysteine in Men

Penulis 
Satuan Human Nutrition, Sekolah Molekuler dan Mikroba Biosciences, University of Sydney NSW 2006 dan Departemen Ilmu Matema 

Abstrak 
Konsumsi buah dan sayuran secara terbalik dihubungkan dengan penyakit (CHD) risiko jantung koroner. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan pengaruh suplementasi dengan jus dehidrasi konsentrat dari campuran buah dan sayuran pada vitamin plasma dipilih dan status antioksidan. Kami Dinilai risiko PJK dengan mengukur konsentrasi homosistein, lipid, lipoprotein, glukosa dan insulin. Laki-laki direkrut untuk berpartisipasi dalam double-blind, percobaan crossover acak dengan 2 periode 6 minggu, dipisahkan oleh periode washout 3-minggu. Suplementasi dengan ekstrak campuran dienkapsulasi (Juice Plus) adalah serupa fisik Dibandingkan dengan kapsul plasebo. Tiga puluh dua orang (13 perokok, 19 bukan perokok) menyelesaikan studi dengan kepatuhan rata-rata 88%. Dibandingkan dengan plasebo, suplementasi Peningkatan konsentrasi plasma β-karoten (0,24 ± 0,15 vs 1,12 ± 0,70 mmol / L;. Berarti ± sd, P <0,0001)., Retinol (1,87 ± 0,33 vs 2,00 ± 0,43 mmol / L, P <0,05), α-tokoferol (16,8 ± 7,3 vs 19,3 ± 6,8 mmol / L,. P <0,01), asam askorbat (72,1 ± 19,4 vs 84,1 ± 13,5 mmol / L,. P <0,002) dan asam folat (24,5 ± 10,0 vs 44,9 ± 16,9 nmol / L, P <0,0001).. Mengurangi homosistein plasma (. 8,2 ± 1,5 vs 7,6 ± 1,1, P <0,05) dan berbanding terkait (r = -0.40, P <0,001) dengan konsentrasi serum folat. Plasma vitamin C berkorelasi positif dengan metode resistensi LDL terhadap oksidasi (r = 0,26, P <0,05) dan besi plasma mengurangi daya / antioksidan (FRAP) cenderung suplementasi Efektif Efektif besar dari periode plasebo (1125,5 ± 144,1 vs 1180,3 ± 158,1 mmol / L, P <0,065). Glukosa, insulin dan lipid konsentrasi plasma Were terpengaruh. Tanggapan dari perokok dan bukan perokok Tentang tidak berbeda. Dalam kurangnya modifikasi diet, suplemen dengan buah dan sayuran berkonsentrasi tanggapan dihasilkan terdiri dengan penurunan risiko PJK.tika, University of Technology, Sydney NSW 2007, Australia

Adherence to the Mediterranean Diet Is Associated with Lower Abdominal Adiposity in European Men and Women

Penulis
Department Epidemiologi dan Kesehatan Masyarakat, Imperial College London, London W2 1PG, Inggris; 5Julius Pusat Ilmu Kesehatan dan Perawatan Primer, University Medical Center Utrecht, Utrecht 3508, Belanda, 6National Institut Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan (RIVM), Bilthoven 3720, Belanda, 7Department of Hygiene, Epidemiologi dan Statistik Medis, Medical School, University of Athens, Athena 11527, Yunani, Badan 8International untuk Penelitian Kanker (IARC-WHO), Lyon 69.372, Perancis; 9unit Gizi, Lingkungan dan Kanker, Catalan Institute of Oncology, IDIBELL, 08907 Barcelona, ​​Spanyol, 10Medical Research Council Epidemiology Unit, Institut Ilmu Metabolik, Cambridge CB1 8RN, Inggris; 11Institut Kesehatan Nasional dan Penelitian Medis, Eri 20, EA 4045 Villejuif, Perancis, Gustave Roussy 12Institut, Villejuif F-94805, Perancis; 13Molecular dan Gizi Satuan Epidemiologi, CSPO-Ilmiah Institut Tuscany, Florence 50139, Italia, Satuan Epidemiologi 14Nutritional, IRCCS Foundation, National Cancer Institute, 20133 Milan, Italia, 15Dipartimento di Medicina Clinica e Sperimentale, Università di Napoli, I-80131 Naples, Italia, Registry 16Cancer, Azienda Ospedaliera "Sipil MPArezzo" 97100 Ragusa, Italia, 17University Torino, 10133 Torino, Italia, 18Health Unit Informasi, Direktorat Kesehatan Masyarakat, Kesehatan dan Pelayanan Kesehatan Perawatan, Asturias 33001, Spanyol, 19Andalusian School of Public Health, Granada, dan CIBER Epidemiologi dan Kesehatan Masyarakat CIBERESP Granada 18080, Spanyol, 20Public Dinas Kesehatan Gipuzkoa, Pemerintah Basque, CIBER Epidemiologi dan Kesehatan Masyarakat CIBERESP, San Sebastian, 20013, Spanyol, 21Public Health Institute of Navarra, dan CIBER Epidemiologi y Salud Publica, 31003 Pamplona, ​​Spanyol, 22Epidemiology Departemen, Dewan Kesehatan Murcia dan CIBER Epidemiologi y Salud Publica, 3008 Murcia, Spanyol, 23Cancer Research UK Epidemiology Unit, University of Oxford, Oxford OX3 7LF, Inggris; 24Hellenic Yayasan Kesehatan, Athens, 11527, Yunani, 25Division of Clinical Epidemiology, Jerman Pusat Penelitian Kanker, Heidelberg, 69120, Jerman, 26Department Epidemiologi, German Institute of Human Nutrition Potsdam-Rehbruecke 14558, Jerman, 27Department dari odontologi , Cariology, Umeå University, Umeå, 90.187, Swedia, 28Department Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran Klinis, Penelitian Gizi, Universitas Umeå, Umeå, 90.187, Swedia, 29Department Bedah, Malmö University Hospital, Malmö, 20502, Swedia, 30Department of Clinical Sciences di Malmö / Nutrisi Epidemiologi, Universitas Lund, Malmö, 20502, Swedia, 31Department of Clinical Epidemiology, Aarhus University Hospital, Aalborg 9100, Denmark, 32Department Kardiologi, Rumah Sakit Aalborg, Aarhus University Hospital, Aalborg 9100, Denmark, 33Danish Cancer Society Institute Cancer Epidemiology, 2100 Copenhagen, Denmark, dan 34Institute of Community Medicine, Universitas Tromso, 9037 Tromsø, Norwegia, 35EPOS-IASIS, Nicosia 2028, Siprus

AbstrakMengingat kurangnya bukti terdiri dari hubungan perantara pola diet Mediterania dan lemak tubuh, kita kajian terhadap cross-sectional Asosiasi perantara kepatuhan terhadap diet Mediterania dimodifikasi, BMI, dan lingkar pinggang (WC). Sebanyak 497,308 orang (70,7% wanita) berusia 25-70 y dari 10 negara Eropa berpartisipasi dalam penelitian ini. Diet dinilai pada awal menggunakan rinci sertifikat divalidasi kuesioner spesifik negara, dan pengukuran antropometri dikumpulkan menggunakan prosedur DISTANDARISASI. Asosiasi perantara tingkat kepatuhan terhadap dimodifikasi-Mediterania Diet Skor (MMDS) (termasuk konsumsi tinggi sayuran, kacang-kacangan, buah-buahan dan kacang-kacangan, sereal, ikan dan seafood, dan jenuh: rasio asam lemak jenuh, konsumsi alkohol, dan rendah konsumsi daging dan produk daging dan produk susu) dan BMI (kg • m-2) atau WC (cm) dimodelkan melalui campuran efek regresi linier, mengendalikan pembaur potensial. Secara keseluruhan, MMDS signifikan tidak berhubungan dengan BMI. Kepatuhan yang lebih tinggi terhadap diet Mediterania dikaitkan dengan rendah WC signifikan, untuk BMI mengingat, di kedua pria (-0.09, 95% CI -0.14 sampai -0.04) dan perempuan (-0.06, 95% CI -0.10 sampai -0.01). Asosiasi lebih kuat pada pria (-0.20, 95% CI -0.23 sampai -0.17) dan perempuan (-0.17, 95% CI -0.21 sampai -0.13) dari negara-negara Eropa Utara. Meskipun The Teramati heterogenitas antara daerah, hasil penelitian ini MENYARANKAN kepatuhan Bahwa untuk diet Mediterania dimodifikasi, tinggi dalam makanan yang berasal dari nabati dan asam lemak tak jenuh, terkait dengan adipositas perut bagian bawah diukur dengan WC pada pria dan wanita Eropa.

(diterjemahkan oleh Irnal Marninda) 

Nutrient-Dense Food Groups Have High Energy Costs: An Econometric Approach to Nutrient Profiling

Penulis
INSERM, U476 "Nutrisi Manusia dan Lipid", Marseille, F-13385 Perancis, 4INRA, UMR1260, Marseille, F-13385 Perancis, 5Univ Mediterania Aix-Marseille 2, Fakultas Kedokteran, IPHM, Marseille, F-13385 Perancis; 6University dari Bordeaux-2, Biokimia dan Laboratorium Biologi Molekuler, 33076 Bordeaux, F-33076 Perancis, 7Agence Perancis Keamanan Pangan (AFSSA), Maisons-Alfort, F-94700 Perancis, Program 8Nutritional dan Ilmu Pengetahuan, Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran Komunitas , University of Washington, Seattle, WA 98195-3410

AbstrakKonsumen yang ingin mengganti beberapa makanan dalam diet mereka dengan lebih banyak pilihan padat nutrisi perlu mengidentifikasi makanan tersebut pada dasar profil nutrisi. Penelitian ini menggunakan profil nutrisi ke peringkat tujuh kelompok makanan utama dan 25 Subkelompok dalam hal kontribusi mereka untuk energi makanan, kualitas diet, dan biaya untuk diet 1.332 peserta dewasa di Nasional Prancis Studi INCA1. Apakah profil nutrisi berdasarkan kehadiran 23 nutrisi kualifikasi, Dinyatakan sebagai persentase kecukupan gizi per 8 MJ, dan 3 nutrisi negatif atau mendiskualifikasi, Dinyatakan sebagai persentase dari nilai maksimum yang disarankan untuk asam lemak jenuh, ditambah gula, dan sodium per 1,4 kg. Biaya dihitung energi (€ / 8 MJ) didasarkan pada harga eceran rata-rata dari 619 makanan dalam database komposisi gizi. Daging dan sayuran dan kelompok makanan buah Memiliki tujuan gizi berkualitas TERTINGGI Apakah terkait dengan biaya energi tertinggi. Permen dan makanan ringan asin Memiliki tujuan kualitas gizi terendah aussi Apakah salah satu sumber energi yang paling murah untuk makanan. Pati dan biji-bijian apakah tunggal karena di low disediakan mendiskualifikasi nutrisi belum murah energi diet. Dalam SETIAP kelompok makanan utama, beberapa subkelompok memiliki rasio nutritient-to-harga yang lebih tinggi daripada yang lain. Namun, fakta itu kelompok makanan dengan profil nutrisi lebih menguntungkan Apakah aussi terkait dengan biaya energi yang lebih tinggi Mengusulkan Itu Struktur sekarang harga pangan mungkin menjadi penghalang untuk adopsi pedoman diet berbasis makanan, setidaknya oleh Rumah Tangga Berpenghasilan Rendah.

(Diterjemahkan oleh Irnal Marninda)

Healthy Aspects of the Nordic Diet Are Related to Lower Total Mortality

PenulisInstitute Cancer Epidemiology, Danish Cancer Society, Copenhagen 2100, Denmark; Department Epidemiologi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Aarhus, 8000 Aarhus, Denmark; Departemen Kardiologi, Rumah Sakit Aalborg, Aarhus University Hospital, Aalborg 9000, Denmark

AbstrakEfek mempromosikan kesehatan dari diet Mediterania telah dalam fokus selama beberapa dekade, sedangkan bunga kurang memiliki-beens diberikan kepada yang ada kebiasaan makan sehat Dalam budaya Barat lainnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk Mengembangkan indeks pangan berbasis makanan Nordic tradisional dengan yang diharapkan efek kesehatan-mempromosikan dan ini berkaitan dengan kematian semua-penyebab dalam kohort Denmark. Informasi rinci tentang diet, gaya hidup, dan antropometri diberikan oleh 57,053 Denmark berusia 50-64 y. Selama 12 tahun follow-up dari 4126 peserta kohort meninggal. Sebuah indeks makanan Nordic sehat, Terdiri dari makanan tradisional Nordic dengan yang diharapkan efek mempromosikan kesehatan (ikan, kubis, roti gandum, oatmeal, apel dan pir, dan sayuran root), diekstraksi, dan dikaitkan dengan kematian oleh Cox model hazard proporsional. Rasio angka kematian (MRR) dengan 95% CI digunakan untuk menghubungkan indeks untuk kematian. Dalam model disesuaikan, skor indeks 1 poin lebih tinggi dikaitkan dengan MRR signifikan lebih rendah untuk Kedua pria [0,96 (0,92-0,99)] dan wanita [0,96 (0,92-1,00)] (P = 0,03). Ketika komponen indeks dievaluasi secara terpisah, gandum rye asupan roti adalah faktor paling konsisten dikaitkan dengan kematian lebih rendah pada pria. Sebagai kesimpulan, indeks didasarkan pada makanan tradisional yang sehat Nordic ditemukan berkaitan dengan kematian yang lebih rendah antara Denmark setengah baya, Khususnya antara Pria. Penelitian ini Menunjukkan Bahwa tradisional, sehat makanan item keharusan Dianggap sebelum rekomendasi umum untuk pertukaran makanan besar yang dibuat.

(diterjemahkan oleh Irnal Marninda

Vitamin A Deficiency and Clinical Disease: An Historical Overview

Penulis
Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health, Baltimore, MD 21205

AbstrakKekurangan vitamin A HAS kebanyakan manifestasi klinis, mulai dari xerophthalmia (praktis patognomonik) gangguan dalam pertumbuhan dan kerentanan terhadap infeksi berat (jauh lebih protean). Seperti klasik kekurangan vitamin negara-negara lain (penyakit kudis, rakhitis), beberapa tanda dan gejala xerophthalmia apakah reconnu lama. Laporan terkait dengan vitamin A dan / atau manifestasi defisiensi mungkin mudah dibagi menjadi rekening "kuno", kedelapan belas untuk deskripsi klinis abad kesembilan belas (dan asosiasi etiologi konon mereka) awal abad kedua puluh laboratorium hewan percobaan dan pengamatan klinis dan epidemiologi persetujuan Bahwa keberadaan ini kekurangan satu nutrisi dan manifestasi TIK, dan yang paling baru-baru ini, berbunga studi klinis hati-hati melakukan dan berbasis lapangan percobaan acak Itu didokumentasikan sepenuhnya dan dampak dari defisiensi antara miskin negara berpenghasilan rendah dan menengah, semua yang pada gilirannya akan mengubah kebijakan kesehatan global.

(Diterjemahkan oleh Irnal Marninda)

Vitamin A Supplementation Does Not Affect Infants’ Immune Responses to Polio and Tetanus Vaccines

Penulis1. Kintampo Health Research Centre, Ghana;
2. Gizi dan Kesehatan Masyarakat Intervensi Unit Penelitian, London School of Hygiene dan Tropical Medicine, London, Inggris, dan3. Pusat Statistik Medis, Universitas Oxford, Oxford, Inggris
 
AbstrakHal ini-telah disarankan untuk penyelenggaran vitamin A dengan vaksin campak dapat mengurangi imunogenisitas vaksin. Percobaan ini diperiksa pengaruh suplementasi vitamin A jatuh pada bulan-bulan awal kehidupan di respon kekebalan bayi terhadap polio dan vaksin tetanus. Bayi muda (n = 1085) apakah terdaftar dan acak secara individual ke dalam salah satu dari empat kelompok dalam, double-blind trial faktorial, terkontrol plasebo. Tiga vitamin A strategi suplementasi Apakah Diselidiki: 1) suplementasi ibu menyusui dengan 60 mg retinol setara (RE) vitamin A dalam 4 minggu pengiriman 2) Program Perluasan Imunisasi (EPI)-linked suplementasi bayi dengan 7,5 mg RE vitamin A pada 6, 10, dan 14 minggu, dan 3) gabungan ibu dan suplemen anak. Sebuah kelompok ke-4 di semua yang ibu dan anak mengingat Placebo menjabat sebagai kontrol. Sampel darah apakah dikumpulkan dari anak SETIAP pada 6 minggu dan 6 bulan usia untuk mengukur titer antibodi polio, antitetanus antibodi toksoid, dan aviditas antibodi terhadap tetanus. Dari bayi secara acak ke dalam empat lengan studi, 767 (71%) menyelesaikan tindak lanjut di 6 bulan usia. Tarif tindak lanjut dimana serupa dalam semua empat lengan (69-72%, P = 0,8). Apakah titer antibodi yang relatif tinggi di semua empat kelompok Baik di 6 minggu dan 6 bulan usia, dengan tidak ada perbedaan antara kelompok. Kami tidak menemukan bukti itu suplementasi vitamin A mempengaruhi respon antibodi bayi terhadap tetanus toksoid atau vaksin polio oral disampaikan pada kontak EPI.

(Diterjemahkan oleh Irnal Marninda)

Fruit and Vegetable Consumption and Risk of Coronary Heart Disease: A Meta-Analysis of Cohort Studies



Penulis
INSERM U557, U1125 INRA, CNAM, Paris 13 Universitas, Pusat Penelitian Nutrisi Manusia, 93.017 Bobigny, Prancis, 3 Departemen Epidemiologi dan Kesehatan Masyarakat, 76000 Rouen dan 4service Epidemiologi dan Kesehatan Masyarakat, INSERM U744, Institut Pasteur Lille, 59.019 Lille Cedex, Prancis


Abstrak
Konsumsi buah dan sayuran dikaitkan dengan pengurangan tingkat penyakit jantung koroner (PJK) di Kohort observasional. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk penilaian terhadap kekuatan kombinasi ini dalam meta-analisis. Penelitian kohort melaporkan tentang apakah mereka memilih dipilih pada Risiko (RR) dan 95% CI untuk penyakit jantung koroner atau kematian dan disajikan penilaian kuantitatif asupan buah dan sayuran. Para RRS dikumpulkan dihitung untuk setiap porsi tambahan buah dan / atau sayuran per hari dikonsumsi, dan linearitas diperiksa dari asosiasi. Sembilan studi yang memenuhi syarat untuk dimasukkan dalam meta-analisis itu terdiri dari 91,379 laki-laki, 129,701 wanita, dan 5.007 kejadian PJK. Risiko PJK telah menurun sebesar 4% [RR (95% CI): 0,96 (0,93-0,99), P = 0,0027] untuk setiap bagian tambahan per hari asupan buah dan sayuran dan sebesar 7% [0,93 (0,89-0,96) , P <0,0001] untuk asupan buah. Asosiasi perantara asupan sayuran dan risiko PJK adalah heterogen (P = 0.0043), lebih ditandai untuk kematian kardiovaskular [0,74 (0,75-0,84), P <0,0001] daripada fatal dan nonfatal infark miokard [0,95 (0,92-0,99), P = 0,0058]. Inspeksi visual dari plot corong Disarankan bias publikasi, altho tidak signifikan secara statistik. Oleh karena itu, melaporkan tentang RRS mungkin berlebihan. Ini meta-analisis studi kohort menunjukkan Bahwa konsumsi buah dan sayuran berbanding terbalik dengan risiko PJK. Mekanisme penyebab hubungan ini Namun, masih harus Menunjukkan.

(Diterjemahkan oleh Irnal Marninda)

Jumat, 22 Februari 2013

Makalah MSG



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Pada saat sekarang ini banyak makanan yang menggunakan monosodium glutamat.  Namun, pengetahuan masyarakat umum  tentang  monosodium glutamat itu sendiri masih sangat minim. Hal ini dapat di lihat dari cara penggunaan monosodium glutamat, masyarakat menggunakan monosodium glutamat dalam makanan tanpa menggunakan takaran.
Monosodium glutamat tidak hanya tersedia dalam bentuk kemasan tersendiri. Namun, juga tersedia dalam bentuk terlarut yang sudah dicampur ke dalam makanan, sehingga kita tidak mengetahui bahwa makanan tersebut mengandung monosodium glutamat. Oleh karena itu, penting diketahui penggunaan monosodium glutamat dalam mencegah berbagai penyakit dalam tubuh.
Pada dasarnya  monosodium glutamat adalah salah satu senyawa kimia yang pada konsentrasi tertentu tidak memiliki rasa, tetapi dapat memperkuat atau memodifikasi rasa makanan sahingga terasa lebih nikmat (Yuliarti, 2007:100). Monosodoum  glutamat memiliki dampak buruk bagi perkembangan otak apabila dikonsumsi dalam jumlah yang melampaui batas yang telah ditentukan. Oleh sebab itu, pengetahuan tentang makanan yang mengandung monosodium glutamat sangat diperlukan untuk menghindari terjadinya konsumsi yang berlebihan dan dampaknya dikemudian hari.
Dengan demikian, penting dipaparkan masalah tentang hubungan pengetahuan dan pengonsumsian makanan yang mengandung monosodium glutamat.

B.     Rumusan Masalah
           Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, dapat dirumuskan rumusan masalah dalam makalah ini sebagai berikut.
1.      Bagaimanakah hubungan pengetahuan tentang monosodium glutamat terhadap kesehatan?
2.      Bagaimanakah hubungan pengetahuan dan pengonsumsian makanan yang mengandung monosodium glutamat?

C.    Tujuan Penulisan
      Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penulisan dalam makalah ini adalah sebagai berikut.
1.        Menjelaskan hubungan pengetahuan tentang monosodium glutamat terhadap kesehatan.
2.        Menjelaskan hubungan pengetahuan dan pengonsumsian makanan yang mengandung monosodium glutamat.    

D.      Manfaat Penulisan
       Berdasarkan tujuan penulisan di atas, manfaat penulisan dalam makalah ini adalah sebagai berikut.

1.      Mengetahui pengertian monosodium glutamat.
2.      Mengetahui  pentingnya pengetahuan tentang monosodium glutamat.
3.      Mengetahui hubungan pengetahuan dan pengonsumsian makanan yang mengandung monosodium glutamat.




















BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN PEMBAHASAN

A.    Kajian Pustaka
1.      Pengertian Pengetahuan tentang Makanan
       Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan terjadi setelah orang melakukan penginderaan suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, meliputi penglihatan, pendengaran, penciuman, paraba, dan pengecap. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. (Notoatmodjo, 2003). Jadi, menurut Notoadmodjo pengetahuan adalah hasil pengamatan yang dilakukan oleh seseorang menggunakan alat inderanya.
       Wikipedia menyatakan bahwa makanan adalah bahan, biasanya berasal dari hewan atau tumbuhan, dimakan oleh makhluk hidup untuk memberikan tenaga dan nutrisi. Makanan yang dibutuhkan oleh manusia biasanya dibuat melalui bertani atau berkebun yang meliputi sumber hewan dan tumbuhan. Tanpa makanan, makhluk hidup akan sulit dalam mengerjakan aktivitas sehari-harinya. Makanan dapat membantu kita dalam mendapatkan energi, membantu pertumbuhan badan dan otak (2011).

2.      Monosodium Glutamat
a.       Pengertian Monosodium Glutamat
       Monosodium glutamat adalah zat penambah rasa pada makanan yang dibuat dari hasil fermentasi zat tepung dan tetes gula beet atau gula tebu. Monosodium glutamat merupakan garam natrium (sodium) dari asam amino non esensial glutamat. Bentuknya berupa kristal putih halus, tidak berbau, tidak beracun, dan tidak mengandung nilai gizi. Monosodium glutamat terdiri dari unsur air, sodium dan glutamat (Winarno, 2004:210).
       Selanjutnya Winarno (2004:210) menyatakan bahwa glutamat adalah asam amino yang secara alami terdapat pada semua makanan yang mengandung protein. Glutamat juga diproduksi oleh tubuh manusia dan sangat diperlukan untuk metabolisme tubuh dan fungsi otak. Setiap orang rata-rata membutuhkan kurang lebih 11 gram glutamat per hari yang didapat dari sumber protein alami. Ketika monosodium glutamat ditambahkan ke dalam makanan, maka akan memberikan fungsi yang sama seperti glutamat, yaitu memberikan rasa  sedap.
       Lutfi juga mengungkapkan bahwa monosodium glutamat atau MSG adalah salah satu bahan tambahan makanan yang digunakan untuk menghasilkan flafour atau cita rasa yang lebih enak dan lebih nyaman ke dalam masakan. Monosodium glutamat banyak menimbulkan kontroversi baik bagi para produsen maupun konsumen pangan karena beberapa bagian masyarakat percaya bahwa bila mengkonsumsi makanan yang mengandung monosodium gutamat, mereka sering menunjukkan gejala-gejala alergi (Lutfi:2009).
       Selain itu, Monosodium Glutamat (MSG) atau yang sering kita kenal dengan sebutan vetsin atau michin adalah berupa serbuk putih halus serupa atau sama dengan gula dan garam. Biasanya monosodium glutamat ini secara komersil dihasilkan oleh proses fermentasi. Monosodium glutamat merupakan campuran bahan pelezat makanan yang biasa digunakan dalam memasak makanan. (Lintas Berita :2011)
       Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa monosodium glutamat adalah asam amino yang digunakan sebagai zat tambahan makanan yang digunakan untuk  penambah rasa pada makanan sehingga menghasilkan cita rasa yang lebih enak pada makanan. Monosodium glutamat ini terbuat dari hasil fermentasi zat tepung dan tetes gula beet atau gua tebu. Monosodium glutamat sangat diperlukan untuk metabolisme tubuh dan fungsi otak.

b.      Kandungan Monosodium Glutamat
       Menurut Wikipedia (2011) monosodium glutamat terdiri dari 78% glutamat, 12% natrium dan 10% air. Glutamat adalah salah satu dari 20 asam amino pembentuk protein yang terdapat dalam makanan dan tubuh manusia. Demikian juga, natrium terdapat dalam makanan dan tubuh manusia. Jadi, kandungan monosodium glutamat itu terdiri atas 78% glutamat, 12% natrium dan 10% air.     

c.       Bahaya Monosodium Glutamat
       Anumius (2006) menyatakan bahwa asam glutamat dan gamma-asam aminobutrat mempengaruhi transmisi signal didalam otak. Asam glutamat meningkatkan transmisi signal dalam otak, sementara gamma-asam aminobutrat menurunkannya. Oleh karenanya, mengonsumsi monosodium glutamat berlebihan pada beberapa individu dapat merusak kesetimbangan antara peningkatan dan penurunan transmisi signal dalam otak.
       Wikipedia  juga mengungkapkan beberapa masalah kesehatan yang dikaitkan dengan monosodium glutamat adalah sebagai berikut :
1.      Sampai sekarang ada yang percaya monosodium glutamat menyebabkan syndrom restoran cina (Chinese Restaurant Syndrome) (antara lain rasa haus, pusing, tubuh kejang dan jantung berdebar-debar), pertama kali syndrom ini dicetuskan tidak didasarkan pada sebuah penelitian yang baik secara ilmiah. Syndrom restoran cina semula hanya sebuah tulisan mengenai pengalaman pribadi Dr. Kwok tentang syndrom yang dialaminya sehabis makan makanan cina dimana dia menduga penyebabnya mungkin karena kecap, angciu dan garam selain monosodium glutamat. Berbagai penelitian ilmiah dengan metode yang baik telah membuktikan tidak adanya kaitan antara monosodium glutamat dengan syndrom restoran cina.
2.      Monosodium glutamat dituduh sebagai penyebab makanan snack yang disukai anak-anak menjadi tidak menyehatkan. Tuduhan seperti ini menunjukkan rendahnya pengetahuan monosodium glutamat dan gizi. Bayi yang baru lahir justru sehat jika hanya mengonsumsi air susu ibu yang mengandung glutamat sangat tinggi, yaitu 50% lebih dari total protein. Kebanyakan snack adalah sumber karbohidrat sedangkan anak-anak sangat memerlukan kecukupan protein untuk menunjang pertumbuhan dan kesehatan tubuh mereka.
3.      Karena mengandung natrium, monosodium glutamat dituduh sebagai pencetus hipertensi. Dari rumus molekulnya maupun analisa laboratorium kita bisa mengetahui kadar natrium dalam monosodium glutamat, yaitu 12%. Sementara itu garam mengandung 40% natrium atau tiga kali lebih tinggi. Berdasarkan banyak uji rasa yang telah dibuktikan, kadar natrium dalam makanan bisa kita kurangi hingga 40% dengan menambahkan sedikit monosodium glutamat tanpa mengurangi rasa enak.
4.      Rasa enak yang ditimbulkan oleh monosodium glutamat dituduh sebagai penyebab penggunaan monosodium glutamat yang berlebihan. Sama seperti pemakaian garam, pemakaian monosodium glutamat memiliki dosis optimum yaitu 0.2-0.8% dari volume makanan. Penggunaan monosodium glutamat lebih tinggi dari dosis optimum ini justru dapat mengurangi rasa enak makanan (2011).
       Drh. Ery Lestari S (2007) menjelaskan bahwa efek bahaya dari penggunaan monosodium glutamat adalah sebagai berikut:                                                 
1. Chinese Restaurant Syndrome
       Tahun 1968 dr. Ho Man Kwok menemukan penyakit pada pasiennya yang gejalanya cukup unik. Leher dan dada panas, sesak napas, disertai pusing-pusing. Pasien itu mengalami kondisi ini sehabis menyantap masakan Cina di restoran. Masakan Cina memang dituding paling banyak menggunakan monosodium glutamat. Karena itulah gejala serupa yang dialami seseorang sehabis menyantap banyak MSG disebut Chinese Restaurant Syndrome.
       Bagaimana sampai monosodium glutamat  bisa menimbulkan gejala di atas, masih dugaan sampai saat ini. Tetapi diperkirakan penyebabnya adalah terjadinya defisiensi vitamin B6 karena pembentukan alanin dari glutamat mengalami hambatan ketika diserap. Konon menyantap 2–12 gram MSG sekali makan sudah bisa menimbulkan gejala ini. Akibatnya memang tidak fatal betul karena dalam 2 jam Cinese Restaurant Syndrome sudah hilang.
2. Kerusakan Sel Jaringan Otak
       Hasil penelitan Olney di St. Louis tahun 1969 ia mengadakan penelitian pada tikus putih muda. Tikus-tikus ini diberikan monosodium glutamat  sebanyak 0,5 – 4 mg per gram berat tubuhnya. Hasilnya tikus-tikus malang ini menderita kerusakan jaringan otak. Namun penelitian selanjutnya menunjukkan pemberian monosodium glutamat  yang dicampur dalam makanan tidak menunjukkan gejala kerusakan otak.
       Asam glutamat meningkatkan transmisi signal dalam otak, dimana gamma-asam aminobutrat menurunkannya. Oleh karenanya, mengkonsumsi mnonsodium glutamat  berlebihan pada beberapa individu dapat merusak kesetimbangan antara peningkatan dan penurunan transmisi signal dalam otak (Anonimous 2006).
3. Kanker
       Monosodium glutamat menimbulkan kanker dapat menyebabkan kanker kalau kita melihatnya dari sudut pandang berikut. Glutamat dapat membentuk pirolisis akibat pemanasan dengan suhu tinggi dan dalam waktu lama. Pirolisis ini sangat karsinogenik. Padahal masakan protein lain yang tidak ditambah monosodium glutamat pun, bisa juga membentuk senyawa karsinogenik bila dipanaskan dengan suhu tinggi dan dalam waktu yang lama. Karena asam amino penyusun protein, seperti triptopan, penilalanin, lisin, dan metionin juga dapat mengalami pirolisis. Dari penelitian tadi dijelaskan bahwa  cara memasak amat berpengaruh.
4. Alergi
       Monosodium glutamat tidak mempunyai potensi untuk mengancam kesehatan masyarakat umum, tetapi juga bahwa reaksi hypersensitif atau alergi akibat mengkonsumsi monosodium glutamat  memang dapat terjadi pada sebagian kecil sekali dari konsumen. Beberapa peneliti bahkan cenderung berpendapat glutamat bukan merupakan senyawa penyebab alkergi yang efektif, tetapi besar kemungkinannya gejala tersebut ditimbulkan oleh senyawa hasil metabolisme seperti GABA (Gama Amino Butyric Acid), serotinin atau bahkan oleh histamin (Winarno 2004).
       Jadi, bahaya penggunaan monosodium monosodium glutamat jika digunakan secara berlebihan atau lebih dari dua belas (12) gram monosodium glutamat per hari dapat menimbulkan gangguan lambung, gangguan tidur dan mual-mual. Bahkan beberapa orang ada yang mengalami reaksi alergi berupa gatal, mual dan panas. Tidak hanya itu saja, monosodium  glutamat  juga dapat memicu hipertensi, asma, kanker serta diabetes, kelumpuhan serta penurunan kecerdasan.

B. Pembahasan
1. Hubungan Pengetahuan tentang Monosodium Glutamat terhadap Kesehatan
       Pada saat sekarang, seiring dengan berkembangnya teknologi maka bertambah pula pengetahuan masyarakat tentang makanan. Pada saat ini, banyak  masyarakat yang telah mengenal bahan tambahan makanan, seperti  penambah cita rasa, pewarna makanan, pengawet makanan dan lain sebagainya. Akan tetapi penggunaan bahan tambahan makanan tersebut harus diiringi dengan pengetahuan tentang penggunanan bahan tambahan makanan tersebut. Di dalam jajanan anak-anak juga sudah banyak ditambahkan monosodium glutamat  untuk menambah cita rasa pada jajanan anak-anak tersebut.
       Pengetahuan tentang zat yang dikandung oleh suatu makanan sangat penting. Pada saat sekarang ini banyak makanan yang mengandung bahan tambahan makanan. Salah satu bahan tambahan makanan yang sering digunakan baik oleh ibu rumah tangga maupun digunakan dalam tambahan makanan pada jajanan adalah monosodium glutamat. Monosodium glutamat adalah asam amino yang digunakan sebagai zat tambahan makanan yang digunakan untuk  penambah rasa pada makanan sehingga menghasilkan cita rasa yang lebih enak pada makanan. Oleh sebab itu, pengetahuan tentang monosodium glutamat  sangat diperlukan untuk mengetahui bahaya dan dampak negatif yang dapat ditimbulkan oleh pengonsumsian monosodium glutamat yang berlebihan dan mengetahui pengaruhnya terhadap kesehatan.
       Kebanyakan masyarakat menggunakan monosodium glutamat sebagai bahan tambahan makanan tanpa memperhitungkan jumlah konsumsi monosodium glutamat yang diperbolehkan. Jumlah penggunaan monosodium glutamat diperbolehkan untuk setiap orang rata-rata  kurang lebih 11 gram glutamat per hari yang didapat dari sumber protein alami. Jika monosodium glutamat digunakan secara berlebihan atau lebih dari 12 gram MSG per hari dapat menimbulkan gangguan lambung, gangguan tidur dan mual-mual. Bahkan beberapa orang ada yang mengalami reaksi alergi berupa gatal, mual dan panas. Tidak hanya itu saja, monosodium glutamat juga dapat memicu hipertensi, asma, kanker serta diabetes, kelumpuhan serta penurunan kecerdasan.
       Gangguan-gangguan yang ditimbulkan akibat pengonsumsian monosodium glutamat tersebut disebabkan karena monosodium glutamat mengandung 78% glutamat, 12% natrium dan 10% air. Selain itu, penyakit yang dapat ditimbulkan akibat pengonsumsian monosodium glutamat berlebih yang lain adalah :
a.       Chinese Restaurant Syndrome
      Gejalanya adalah leher dan dada panas, sesak napas, disertai pusing-pusing.
b.      Kerusakan Sel Jaringan Otak
       Pengonsumsian monosodium glutamat yang  berlebihan pada beberapa individu dapat merusak kesetimbangan antara peningkatan dan penurunan transmisi signal dalam otak.
c.       Kanker
      Glutamat dapat membentuk pirolisis akibat pemanasan dengan suhu tinggi dan dalam waktu lama. Dan pirolisis ini sangat karsinogenik.
d.      Alergi
      Besar kemungkinannya gejala alergi tersebut ditimbulkan oleh senyawa hasil metabolisme seperti GABA (Gama Amino Butyric Acid), serotinin atau bahkan oleh histamin yang terkandung dalam monosodium glutamat tersebut.
       Dengan adanya pengetahuan tentang monosodium glutamat, masyarakat dapat memilih makanan yang aman untuk dikonsumsi dan dapat memilih makanan yang memiliki kandungan monosodium glutamat yang boleh dikonsumsi.

2. Hubungan Pengetahuan dan Pengonsumsian Makanan yang Mengandung    Monosodium Glutamat
       Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan konsumsi makanan-makanan yang mengandung monosodium glutamat. Hal ini disebabkan karena konsumsi makanan yang mengandung monosodium gltamat tidak hanya dipengaruhi oleh pengetahuan anak-anak saja, tetapi juga informasi yang didapatkan oleh anak dari media massa, seperti televisi. Selain itu, para orang tua juga harus membiasakan anaknya untuksarapan sebelum berangkat ke sekolah sehingga nutrisi anak tercukupi sampai waktu makan siang. Selain itu, ibu-ibu juga harus menyediakan makanan yang sehat untuk anak-anaknya, sehingga anaknya menjadi sehat dan terhindar dari dampak buruk yang dapat ditimbulkan oleh pengonsumsian monosodium glutamat tersebut.
       Kemajuan era globalisasi sangat berpengaruh terhadap perilaku manusia. Televisi adalah produk teknologi audiovisual yang sangat dekat dengan kehidupan masyarakat dewasa ini. Televisi hadir di tengah-tengah keluarga untuk memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap kebutuhan akan informasi hiburan dan pendidikan (Hermansyah, 2002). Disamping itu, faktor lainnya yang mempengaruhi pengetahuan tentang monosodium glutamat terhadap kesehatan adalah pantauan para otang tua dan guru-guru tentang makanan yang dibeli oleh anak-anak  di luar lingkungan rumah dan sekolah yang kandungan monosodium glutamatnya belum diketahui.      
       Jadi, pengetahuan sangat diperlukan untuk mengetahui makanan apa saja yang baik dikonsumsi dan dapat menyehatkan bagi tubuh. Selain itu, pengetahuan tentang monosodium glutamat juga sangat dibutuhkan untuk mengetahui makanan-makanan yang mengandung monosodium glutamat serta dampaknya terhadap kesehatan tubuh. Selain itu, makanan jajanan yang dijual dipasaran harus mencantumkan jumlah monosodium glutramat yang terkandung dalam makanan tersebut, sehingga masyarakat sebagai konsumen mengetahui jumlah monosodium glutamat yang terkandung dalam makanan.




BAB III
PENUTUP
A.    Simpulan
Pertama, dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa hubungan pengetahuan tentang monosodium glutamat terhadap kesehatan  sangat diperlukan. Pengetahuan tentang monosodium glutamat diperlukan untuk mengetahui makanan yang mengandung monosodium glutamat dan dampaknya terhadap kesehatan. Monosodium glutamat lebih banyak memiliki dampak negatif, sehingga kita memerlukan pengetahuan tentang monosodium glutamat agar keluarga dan lingkungan kita bisa terhindar dari bahaya pengonsumsian monosodium glutamat yang berlebihan.
       Kedua, hubungan pengetahuan dan pengonsumsian makanan yang mengandung monosodium glutamat sangat diperlukan. Dengan pengetahuan tentang monosodium glutamat tersebut kita bisa mengetahui berapa jumlah kandungan monosodium glutamat yang terkandung dalam makanan yang boleh dikonsumsi dalam sehari. Jumlah penggunaan monosodium glutamat diperbolehkan untuk setiap orang rata-rata  kurang lebih 11 gram glutamat per hari yang didapat dari sumber protein alami. Apabila penggunaan monosodium glutamat melebihi batas yang telah ditentukan, maka dapat menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan.





B.     Saran
       Hasil pembahasan di atas dapat memberikan saran kepada berbagai pihak, yaitu sebagai berikut.
1.      Dalam pengonsumsian makanan harus diperhatikan jumlah monosodium glutamat yang terkandung dalam makanan tersebut.
2.      Apabila mengonsumsi makanan yang mengandung monosodium glutamat harus diperhatikan berapa jumlah monosodium glutamat yang terkandung dalam makanan tersebut.
3.      Jumlah kandungan monosodium glutamat yang dikonsumsi tidak boleh melebihi 11 gram per hari.
4.      Sebaiknya jangan mengonsumsi makanan yang mengandung monosodium glutamat melebihi batas yang diperbolehkan, karena dapat menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan.












DAFTAR PUSTAKA
Anumius.2006

Budiarso,Iwan T. Monosodium Glutamat dan Pemakaiannya     di  masyarakat. http://www.medikaholistik.com. Diakses 1 januari 2012

Cahyadi,Wisnu. 2006. Bahan Tambahan Makanan. Jakarta: Bumi Aksara
Lestari,Ery. 2007. Mengenal Bahaya MSG (Monosodium Glutamat) Terhadap Kesehatan Masyarakat. ( http://duniaveteriner.com/2009/12/mengenal-bahaya-msg-monosodium-glutamat-terhadap-kesehatan-masyarakat , diakses 1 januari 2012)
Lutfi,achmad. 2009. Monosodium Glutamat. ( http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-lingkungan/zat-aditif/monosodium-glutamat/, diakses 23 desember 2011)
Notoadmodjo, Sukidjo. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta
Syukri,S. 1999. Kimia Dasar. Jakarta: Erlangga
Winarno. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pusataka Utama
http://id.wikipedia.org/wiki/Makanan, diakses 23 desember 2011